Selasa, 10 Mei 2011

kebijakan pembangunan Indonesia (nasional dan sektoral) dengan kebijakan hutang luar negeri

Secara teoretik bahwa pembangunan merupakan upaya untuk mengubah kehidupan masyarakat setarap lebih baik. Pembangunan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki untuk memperoleh tingkat kesejahteraan yang memadai bagi seluruh warganya. Di dalam melaksanakan pembangunan tersebut, adakalanya sebuah negara tidak memiliki modal untuk melakukannya. Makanya, di dalam teori pembangunan kemudian disebutkan melalui konsep pembangunan berbasis hutang luar negeri.

Cerita tentang keberhasilan pembangunan melalui konsep hutang luar negeri memang pernah terjadi ketika Inggris mengalami kebangkrutan pasca perang dunia I dan tidak lagi mampu untuk membiayai pembangunan negerinya. Inggris nyaris bangkrut karena ketidakmampuan melakukan pembiayaan pembangunannya ini. Maka melalui skema bantuan Amerika Serikat, maka Inggris kembali memperoleh modal untuk melakukan pembangunan semua aspek kehidupan masyarakatnya.

Sebagai akibat perang, maka banyak infrastruktur di negeri Inggris yang rusak dan tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Akibatnya maka kehidupan masyarakatnya menjadi kurang sejahtera. Ekonomi masyarakat menjadi semakin rentan. Negeri ini tentu diambang kehancuran. Itulah sebabnya maka negeri ini memerlukan suntikan dana untuk melakukan pembangunannya.

Secara lambat tetapi pasti Inggris kemudian berkembang dan secara perlahan-lahan ekonominya bangkit sehingga tingkat kesejahteraannya juga meningkat. Lambat tetapi pasti Inggris juga menjadi semakin berdaya dalam pembangunan ekonominya. Dan Inggris kembali menjadi negara yang secara ekonomi independen. Inggris bisa membiayai pembangunannya sendiri. Melalui pembangunan berbasis hutang luar negeri ini maka Inggris kemudian mampu melepaskan ketergantungannya.

Skema pembangunan berbasis hutang luar negeri ternyata manjur untuk membangun kembali Inggris dari keterpurukan. Keberhasilan ini kemudian diteoretisasikan melalui konsepsi Harold dan Domar dalam teori pembangunan. Makanya, konsep dan praksis pembangunan berbasis hutang luar negeri lalu menjadi model. Banyak negara yang mengadopsi sistem pembangunan berbasis hutang luar negeri.

Semua negara yang kalah perang di Negara Eropa mengikuti model pembangunan sebagaimana yang dilakukan oleh Inggris. Dan sebagaimana yang dapat disaksikan bahwa melalui skema pembangunan berbasis hutang  luar negeri, maka tingkat kesejahteraan masyarakatnya menjadi setarap lebih baik. Oleh karena itu lalu menjadi rujukan bagi negara-negara lain di dunia.

Negara Amerika Latin, Afrika, Asia dan lainnya juga melakukan hal yang sama. Negara-negara yang secara ekonomi berhasil seperti Inggris, Belanda, Perancis, Jepang, Kanada, Amerika Serikat dan sebagainya lalu membentuk organisasi donor untuk negara-negara yang tergolong dunia ketiga. Hampir seluruh negara berkembang masuk ke dalam skema bantuan luar negeri, termasuk Indonesia.

Belanda kemudian membentuk Inter  Governmental Group on Indonesia (IGGI) yang menghimpun dana dari seluruh dana pendonor untuk membantu pembiayaan pembangunan di Indonesia. Skema ini tampaknya di awal akan berhasil. Sebab pembangunan yang selama ini tidak bisa dilakukan ternyata bisa dilaksanakan. Pemerintah pun kemudian merumuskan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk membangun Indonesia. Secara konseptual, skema pembangunan yang tertuang di dalam GBHN tentulah sangat baik. Hal ini dapat dipahami sebab yang merumuskan adalah para pakar pembangunan dalam disiplin ilmu yang sangat mencukupi.

Di lima tahun awal pembangunan, tampaknya skema hutang luar negeri ini akan berhasil. Banyak infrastruktur ekonomi dibangun. Prasarana jalan, pasar, industri, infrastruktur pertanian, perkebunan, tambang dan sebagainya dilakukan dengan sangat getol. Makanya, terjadilah peningkatan pertumbuhan ekonomi yang cukup  memadai.   Dengan  demikian, skema hutang luar negeri dalam proses pembangunan sepertinya berada di jalur yang benar atau on the right track.

Namun demikian, cerita sukses ini kemudian direduksi oleh tindakan korupsi yang tidak tertanggungkan. Banyak proyek yang anggarannya berasal dari dana luar negeri ternyata dikorupsi. Jadi korupsi telah mengkorupsi Indonesia. Uang jutaan dollar yang dipinjam dari luar negeri kemudian nyasar ke kantong-kantong pejabat. Akibatnya, proyek yang sesungguhnya dapat digunakan sebagai sarana untuk menyejahterakan rakyat hanya dapat menyejahterakan individu-individu pelaksana proyek pembangunan.

Krisis ekonomi berkepanjangan dan lambannya pemulihan ekonomi, menunjukkan kerapuhan fondasi ekonomi Indonesia yang selama ini dibangun. Praktek monopoli, konglomerasi dan ekonomi kapitalistik mematikan usaha-usaha ekonomi kerakyatan, memperluas kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial. Kondisi ini semakin diperparah oleh budaya gemar berutang dan mempermanis istilah hutang luar negeri dengan bantuan luar negeri. Celakanya lagi hutang luar negeri/ bantuan luar negeri dari negara-negara donor, dan lembaga-lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia banyak yang dikorup oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Tingkat kebocoran ini cukup signifikan, menurut begawan ekonomi Prof. Sumitro Djojohadikusumo, mencapai 30% dari total anggaran pembangunan.

Pada dasawarsa 1990-an, jumlah hutang luar negeri Indonesia menempati peringkat ke-5 di antara negara dunia ketiga, setelah Meksiko, Brazil, India dan Argentina.  Akibat krisis ekonomi yang sangat parah ini, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan rasio stock hutang per GDP tertinggi di dunia, mengalahkan negara-negara yang selama ini terkenal sebagai pengutang terbesar, seperti Meksiko, Brazil dan Argentina.
Persoalan hutang luar negeri ini bila tidak diselesaikan dengan baik akan dapat menghambat pemulihan ekonomi dan menjatuhkan martabat bangsa Indonesia di mata dunia internasional.

Total utang Indonesia pada 2011 mendatang diperkirakan jumlahnya bakal semakin membengkak secara nominal. Diperkirakan, tahun depan utang Indonesia akan mencapai kisaran Rp 1.878 triliun atau meningkat dibanding posisi awal tahun ini yang hanya di kisaran Rp 1.600 triliun.

Hal ini diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di sela-sela Musrenbangnas, di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (28/4/2010). "Secara nominal, utangnya lebih besar pada tahun depan," kata Menkeu.

Meski meningkat, kata dia, rasio utang Indonesia semakin menurun. Diperkirakan, pada tahun 2011 rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) semakin mengecil, hanya 26,7 persen PDB. Angka ini turun ketimbang tahun ini yang sudah sekitar 30 persen PDB.

Menkeu mengatakan, meningkatnya jumlah utang Indonesia terjadi seiring kegiatan ekonomi yang terus bertumbuh dan PDB yang terus berlipat. Menurutnya, saat ini kondisi ekonomi Indonesia tumbuh semakin baik menyusul perbaikan ekonomi global pascakrisis ekonomi global. Meski demikian, Indonesia terus waspada terhadap perkembangan ekonomi global, seperti isu krisis di Yunani, yang dalam pekan terakhir menunjukkan pemburukan.

"Kita dari sisi sentimen negatif akan terpengaruh," kata dia. Namun, untuk prediksi ke depan, pemerintah tetap optimistis kegiatan perekonomian nasional berjalan dengan baik.

TAPI DI MANAKAH BUKTINYA? itu hanyalah prediksi.. masih banyak masyarakat yg menderita akibat kebobrokan negeri ini.

Ditambah lagi indonesia juga akan menambah hutang hutang luar negeri lainnya tanpa ada perubahan yang signifikan pada pembangunannya, hutang makin banyak, pembangunan tidak sepadan..
Jadi menurut saya, yang perlu dibenahi dari Indonesia adalah moral! moral pejabat pejabat yg melakukan korupsi dan kelakuan yg tidak mencerminkan perilaku yang seharusnya ditunjukan oleh seorang pejabat. Jika moral sudah dibenahi, maka pembangunan indonesia dan pelunasan hutang indonesia pun pasti menyusul.

Terima kasih untuk sumber sumber yg membuat saya paham bahwa kaitan antara pembangunan di indonesia dengan hutang luar negeri adalah sesuatu yg sangat terpengaruh oleh satu hal yakni korupsi. Korupsilah yang membuat pembangunan di Indonesia menjadi bobrok, dan korupsilah yg membuat hutang luar negeri indonesia menjadi-jadi.

Sumber sumber :

KOMPAS

KASKUS

Al Haidi's Blog

Elieta's Blog

My Mind :p